Subuh saya
dikejutkan oleh sebuah sms dari nomor hp tanpa identitas, yang mengabarkan
sebuah berita duka ; oran g
tua perempuan teman saya meninggal dunia. Saya terdiam, separoh menahan tangis
mulai mengenang betapa saya punya banyak kesalahan pada beliau. Beliau, yang
dulu pernah dekat dalam keseharian saya, masih muda dan cantik dengan paras
keibuan, pernah ada dan hadir dalam masa-masa penuh gejolak saya sebagai
remaja. Ah, saya pernah menyakiti beliau, dan bertahun-tahun tak sempat meminta
maaf.
Keinginan
mengucapkan belasungkawa tertunda, karena setelah itu saya disibukkan aktivitas
menghubungi banyak oran g
untuk meminta nomor hp teman saya yang berduka. Bayangkan, bertahun-tahun kami
dekat, mulai dari sebagai tetangga, lalu berubah menjadi teman dekat, meningkat
status menjadi teman sangat dekat, lalu berubah lagi menjadi teman saja, dan saya
tidak punya nomor hp nya!!! Betapa tidak terpujinya saya!
Ini yang membuat
saya ingin memposting pengalaman pagi ini. Saya menyesali silaturahmi yang
terputus, hanya karena kami tidak bersinggungan lagi dalam keseharian (terlepas
dari siapa yang memulai) lalu kami tiba-tiba mendadak menjadi oran g yang tidak saling kenal dan memutus
silaturahmi. Padahal dulu, sebagaimana kami memulai interaksi, kami juga
mengakhirinya dengan sangat baik.
Kehilangan,
apapun bentuk dan alasannya, adalah fitrah. Its human being! Hanya saja,
hubungan antar sesama manusia tentulah tidak bisa kita samakan dengan seperti
kita punya dompet kesayangan yang lalu dicuri oran g, sudah, hilang begitu saja dan goodbye!
No comments:
Post a Comment